OLD CITY OF SEMARANG

07:52

Kalau dilihat semakin kesini, Semarang semakin menunjukkan perubahannya ke arah yang lebih baik ya. Dua hari ini saya bolak-balik ke Kota Lama yang suka di sebut sebagai the little netherland karena bangunan-bangunan tua bergaya kolonial yang masih di pertahankan sampai saat ini dan tentunya di renovasi dengan lebih baik lagi seperti pengecatan ulang serta pengalihan fungsi bangunan. Dulu saya paling malas kalau lewat kota lama karena sering rob jadi mau ga mau cari jalan lain biar motor enggak mogok tapi sekarang malah jadi jalan favorit karena ga ada rob lagi dan yang kedua adalah pasti ada aja yang baru dan seru seperti melihat orang asik bergaya untuk di potret koleganya, bapak-bapak sambil menghisap rokoknya sembari tertawa, dan juga tentunya arsitektur kota lama yang menjadi daya pikat. Teman saya juga bilang kalau malam hari di kota lama suka ada pagelaran musik jazz atau klasik di taman sri gunting. Wah, saya harus kesana malam-malam nih!.




Untuk para pecinta secondhand dan barang-barang antik pasti akan dimanjakan matanya, saya yang singgah, suka diam-diam tersenyum dengan barang yang saya temui di sana. Seperti dibawa nostalgia ke jaman baheula dari yang udah lahir sampai ibu dan bapak aja belum lahir haha. Uang-uang jaman dulu di pajang rapi sesuai tahun penerbitan, lalu uang koin yang sudah berganti warna menjadi kecoklatan di letakkan di piring. Adapula artikel-artikel lampau yang di laminating di jajarkan di pembatas stall-stall, seperti mading jadinya hihi. 




Kalian yang suka berfoto tidak perlu risau harus membeli barang, karena di sana diletakkan kotak sukarela di ujung gang. Saya yang waktu itu pergi sama Kak Nazura (salah satu teman blog aku yang merupakan panutanku, sila berkunjung ke blognya karena kalian pasti suka) yang tadinya kita malu-malu takut di marahin penjualnya, jadi bodo amat ah foto aja. Salah satu stall yang paling menarik adalah toko buku nya, benar-benar di desain seperti toko buku yang menjual perlengkapan sekolah seperti penghapus, rautan, pensil dan tentunya buku. Ada juga loh majalah-majalah lama yang menunjukkan advertising jaman dulu, lucu! Kak ozu nunjukin ke aku waktu itu ada iklan lifeboy jaman dulu. Lucu! 




Hari kedua saya kembali ke kota lama bersama teman lama saya yang datang dari Jerman yaitu Jens, Debora dan Mario. Kami beruntung waktu itu karena di antar mas krisna yang merupakan salah satu arsitek kota lama. Meeting point pertama kami adalah Tekodeko yang merupakan sebuah coffee shop, ini pertama kalinya saya kesini. Ternyata di belakang tekodeko ini ada guest house bernama outstadt. Senang sekali lihat desain interior nya, terasa sekali vintage nya. Besok-besok ingin berkunjung ke sini lagi ah! ingin cicip minuman selain kopi karena saya tidak bisa minum kopi (uh, sayang sekali). 


You Might Also Like

6 comments

  1. Wah..Semarang ternyata banyak spot fotogenik juga ya �� Selama ini tahunya cuma Kota Tua dan Lawang Sewu. Next kalau ke Semarang coba mampir di sini ah. Thanks infonya ya mbak ����

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar sekali, sekarang Semarang udah mulai setara dengan kota lainnya (termasuk macetnya :p) dan ada beberapa kampung tematik kayak kampung pelangi sama kampung batik + kota lama nya juga semakin bagus :p mari-mari Mbak brigita berkunjung ke semarang :)

      Delete
  2. Lukkkk! jd kangen Semarang deh aku :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kangen Semarang apa kangen nasi goreng padang! semoga waktu km berkunjung lagi ke semarang mataharinya berkurang 1 ya :)))

      Delete
  3. Kurang lama nih di Semarang. HUFT. sedih jadinya :(((

    *maafkan spam comment enggak jelas di tengah malam WIB*

    ReplyDelete
    Replies
    1. TUHKAN Harusnya kampung nya ada 2 kaaak buat di riset jadi biar lama *ga sante* *kompor*

      Delete