Bahasa Inggris, susah ya?
11:21
Dari kecil saya sudah dibiasakan untuk bisa berbicara bahasa
inggris karena ayah dan ibu saya pingin anaknya bisa bahasa inggris
walaupun mereka tidak bisa, jadilah saya dan abang-abang saya diikutkan
bimbingan belajar bahasa inggris untuk memenuhi request dari orangtua. Tapi tetep aja,
saya gabisa bahasa inggris. Saya ga ngerti harus mulai dari mana, saya belum
paham betul tentang faedahnya belajar bahasa inggris itu apa. Apalagi kata-kata
yang ribet susah dihafalin. Demi ambisius seorang ayah, ayah saya lalu
membelikan kami kamus satu persatu, dengan tujuan kalau nemu sesuatu di jalan
terus ga ngerti bahasa inggrisnya, kami bisa cari di kamus. Tapi tetep aja,
gabisa. Saya cuma bisa melafalkan a-z
in english atau kata kata
dasar seperti I you they we dan beberapa kata kerja yang umum
tanpa menghiraukan pronunciation yang benar, whoa!.
Di sekolah pun momok bahasa inggris ini semakin menjadi-jadi.
Yap, pelajaran yang paling saya takuti adalah yang terhormat, bahasa inggris.
Jadilah saya cuma mengandalkan feeling "Kayaknya ini bener deh, emmm
kayaknya" atau hitung-hitung kancing "a b c d a b" dan doa
yang kuat sebelum ujian supaya nilainya ga do
re mi. . Saya begitu minder saat itu,
melihat teman saya ikut seleksi AFS yang merupakan program pertukaran pelajar
ke Amerika Serikat yang diperuntukkan untuk siswa-siswi SMA. Saya cuma
berandai-andai kalau saja saya bisa berbahasa inggris dengan fasih. Lalu, abang
saya mendapatkan kesempatan untuk sekolah ke belanda, semakin saya ingin bisa
bahasa inggris. Tapi, gimana caranya? Saya gatau harus mulai dari mana, bimbel
sana bimbel sini tidak bisa memecahkan masalah ini dan membuat saya paham
bagaimana menggunakan bahasa inggris ini serta menguraikan kata per kata agar
terlihan caption-able bin grammar-able.
Akhirnya setelah lebih dari 20 tahun hidup di dunia ini, saya
sedikit paham mengenai grammar ini
semua berkat miss jun! emang dia guru terbaeq, kalau saja saya dipertemukan
oleh nya 10 tahun lalu mungkin saya tidak akan membuat caption bahasa inggris
tanpa verb hahaha! Karena saya ingin membuat blog ini lebih berfaedah dan
pembaca blog ini biar mendapatkan value dari scroll
scroll blog saya, jadi saya mau coba sharing pengetahuan
saya mengenai grammar dikit demi sedikit yang semoga bisa dimengerti.
Dimulai dari kesalahan apa aja sih yang sering saya lakukan,
kayaknya saya sudah bisa ngomong sama bule deh yang penting dia paham dah.
Eitsssss! Kamu seperti makan jagung tanpa saos, hambar luk hambar. Yuk kita
telisik lagi kesalahan saya:
Kesalahan
saya yang buta grammar adalah tidak
mempedulikan verb atau kata kerja. Faktanya adalah Verb atau kata kerja ini
yang bisa disebut verb itu tidak semua buibu. (Lah, bukannya V1/V2/V3/Ving
itu Verb ya?). Iya, tapi.......dalam satu kalimat itu harus ada verb yang
boleh jadi verb (ribet ye jelasinnya). Jadi yang boleh itu adalah V1 dan V2.
karena kalo diartiin itu mereka ga gantung gitu loh, nah kalo V3 itu kalo
diartiin jadinya "yang di.." kalo Ving itu "yang me..." contoh
nih ya:
1.
I eating fried rice yang artinya saya
yang makan nasi goreng, lah terussss? gantung kan?
2. I
eaten fried rice yang artinya saya
yang dimakan nasi goreng. LAH LAH....
Akan lebih berfaedah lagi kalo mau tetep kekeuh mau pake
Ving, bisa dibubuhkan to-be nya biar jadi Verb. contoh nih contoh:
1. I am eating fried rice yang artinya saya
sedang makan nasi goreng
2. Atau I
eat rice yang artinya saya
makan nasi goreng. (Laper euy nasgor euy)
sebelum pelajaran kedua, ini di pahami dulu ya. |
0 comments