Why I Wore Hijab
23:22
Tepat tanggal 23 Desember 2016 saya
memutuskan untuk menutupi rambut saya yang terurai ini dengan Hijab, keputusan
ini sudah saya pikirkan matang-matang dari 7 bulan sebelumnya. Bukan keputusan
mudah bagi saya karena saya tipikal overthinker yang selalu menanyakan sesuatu.
Muncul beberapa pertanyaan yang membuat saya menunda menggunakan hijab yaitu
seperti "kalau pake hijab nanti panas gimana yaaaa? Takut lepas tutup ah?
Ah yaudah pake hijab waktu udah nikah aja kali ya? Yang penting sholat 5 waktu
kan ya sama bisa baca Qur'an? Beberapa pertanyaan tersebut yang terus berputar
di kepala saya tanpa jeda hingga saya capek buat menanggapinya. Akhirnya saya
pun melakukan research dengan memberikan beberapa pertanyaan yang sama tentang
hijab ke beberapa teman saya, kenapa pake hijab? Pernah kepikiran buka tutup ga?
Paling inget itu kata-kata kak lola (salah satu teman kerja saya) kita diskusi
tentang kenapa sampe dia menggunakan hijab yang relevan dengan apa yang saya
rasakan.
Saya mem-breakdown tujuan
saya sebenernya apasih pake hijab? Ibu dan ayah saya tidak pernah memaksa
saya untuk menggunakan hijab alias yaudah terserah hidup-hidup kamu yang tau
baik buruk nya kamu karena kamu sudah baligh. Saya beberapakali juga dicolek
oleh beberapa orang "kapan nih luk pake hijab?" Namun, saya urung menggunakannya karena saya ingin menggunakan hijab ini karena kemauan saya, bukan karena paksaan. Saya sudah
menyadari dari lama jika menggunakan hijab itu wajib hukumnya untuk muslimah, dan hal ini juga
dapat menolong seorang ayah yang memiliki anak perempuan kelak dari siksa api
neraka. That’s written in my Kitab, Qur’an. Dan saya gatau saya bisa bertahan
hidup di dunia ini sampai kapan? Bisa aja 5 menit lagi saya di ambil Allah,
besok mungkin, atau lusa? Atau tahun depan? Ga ada yang tau. Ya, saya takut.
Saya mau segera istiqomah.
Hari pertama saya menggunakan hijab
dengan modal jilbab pinjam dari ibu, mengalir aja gitu pake hijab tanpa ada
embel-embel “mukaku cocok ga ya pake hijab”. Tentu saya mendapatkan respon dari
beberapa teman saya baik itu positif atau negatif. “Ah, paling lo lepas lagi
luk”, “jangan jangan calon kerudung dusta nih” “alhamdulillah luk, seneng
liatnya” “makin cantik iluk” “istiqomah ya luk” “kamu ga eman-eman luk pake
hijab sekarang?mending besok-besok aja”. I was okay dengan respon-respon dari
beberapa respon tersebut, karena saya udah niat dan yapppp! I’m survive and
still going on. Beberapa bulan belakangan saya juga belajar untuk semakin dekat
dengan Nya dan ajaran agama saya, mengenal lagi, dan semangat untuk belajar
lagi.
Saya bersyukur dengan hidayah yang datang ini dan saya mencoba untuk belajar lebih baik lagi dan lebih baik lagi. Terimakasih untuk kalian yang telah mendoakan saya untuk semakin istiqomah. Terimakasih untuk kalian yang telah memotivasi saya menjadi manusia yang lebih baik. :)
0 comments