Akhir Pekan untuk Bromo
04:53
Sudah dari jauh hari saya
berfikiran untuk berlibur karena sudah penat dengan rutinitas yang itu-itu
saja, akhirnya saya memesan tiket kereta melalui aplikasi online dengan
tujuan Semarang-Kediri dan Kediri-Semarang untuk menghabiskan akhir pekan. Kali
ini saya memilih untuk pergi ke Gunung Bromo yang merupakan salah satu gunung
berapi yang masih aktif di Indonesia yang terletak di Jawa Timur dan diapit
oleh 4 kabupaten yaitu kabupaten lumajang, pasuruan, malang, dan probolinggo. Ketinggian
dari gunung bromo sendiri kurang lebih 2392 mdpl dengan lautan pasir seluas
5.250 hektar.
Saya dan teman-teman saya
menggunakan tour and travel dari kediri yang menghabiskan dana sebesar Rp.
160.000 rupiah sudah termasuk jeep dan tiket masuk Bromo. Cukup murah memang
dibandingkan harus pergi sendiri ke bromo tanpa travel. Pukul 9 malam kami sudah
dijemput travel dan berangkat dari kediri melalui jalur pasuruan, jadi waktu
perjalanan saya gunakan untuk tidur karena di estimasikan sampai di Bromo
sekitar pukul 2.30 pagi.
Sesampainya di Bromo, udara
dingin menghembus bak menyambut kedatangan kami, buru-buru saya memasang syal,
jaket, dan sarung tangan saya. Menariknya ketika saya memperhatikan sekitar
saya, warga setempat hanya menggunakan sarung khas bromo untuk menghangatkan
tubuh sedangkan ketika melihat diri saya, saya harus melapisinya dengan 3 baju.
Jangan khawatir jika kalian lupa membawa penghangat, karena beberapa penjual
syal dan sarung tangan selalu hadir di sekitar kita.
Setelah bersih-bersih muka, akhirnya
kami segera disuruh masuk ke dalam jeep karena perjalanan menuju destinasi
pertama yaitu penanjakan satu membutuh kurang lebih 45 menit dari meeting point
travel kami. Lajur berkelok-kelok dan angin yang menembus kulit kami tidak
mengurungkan antusias kami untuk melihat sunrise di tempat terbaik. Kita harus
berjalan kaki lagi menuju penanjakan 1 karena pukul 4 pagi, jeep-jeep dan motor
telah berjejer mengantri melintasi jalan. Ketika tiba di lokasi, saya lagi-lagi
harus mengantri untuk melihat sunrise dengan spot terbaik, karena ratusan orang
sudah berkumpul dengan kamera di genggamannya sambil menunggu matahari perlahan-lahan
menunjukkan dirinya didampingi dengan pemandangan gunung batoknya.
Puas melihat matahari terbit,
kami pun menuju ke destinasi kedua yaitu pasir berbisik yang konon katanya
dinamakan pasir berbisik karena ketika angin meniup kencang maka deru angin
akan membawa butiran-butiran pasir seperti membisikkan sesuatu. Hamparan pasir
yang sangat luas ini menjadi obyek foto favorit, jadi jangan sampai tidak
berfoto disini ya! Selanjutnya kami diantarkan oleh bapak supir jeep menuju ke
bukit teletubies, dimana kebalikan dengan pasir berbisik kita akan disuguhi
hamparan hijau ilalang yang tumbuh.
Ketika naik jeep kita akan
merasakan sensasi seperti Off Road karena lekukan-lekukan tanah akibat hujan
sehingga membentuk kubangan. Sesekali kami teriak karena guncangannya, seru
sekali.
Akhirnya kami menuju ke destinasi
terakhir yaitu kawah, jeep hanya bisa mengantarkan kita ke arena parkir dan
selanjutnya kita akan berjalan menuju ke puncak dan mendaki sekitar 250 anak
tangga. Jika kalian tidak kuat berjalan, kita bisa memilih untuk menggunakan
kuda dengan tarif Rp. 150.000 untuk bolak-balik tapi ini juga bisa ditawar lagi
karena teman saya menggunakan kuda ketika pulangnya, dia mendapatkan harga Rp.
50.000, di perjalanan menuju kawah pun kita akan melihat Pura Poten Bromo suku
tengger yang biasanya digunakan untuk upacara adat.
Nah, kalau kalian kelaparan,
jangan khawatir karena banyak penjual keliling yang menawarkan jajanannya
seperti bakso kuah, pop mie dan gorengan serta kopi. Untuk kalian yang ingin
bermalam di Bromo juga jangan khawatir karena banyak sekali hostel dan hotel
yang menawarkan kamar dengan berbagai tarif! Selamat berlibur.
0 comments