Main ke Pasar

13:56

Pasar adalah tempat yang memorable karena dari kecil saya selalu diajak Ibu saya ke pasar, entah itu pasar umum ataupun pasar ikan. Adakalanya saya tidak diajak ke pasar lalu saya menangis meronta-ronta, sebegitunya padahal sebagian orang mengatakan bahwa pasar itu bau dan kotor. Menariknya di pasar itu adalah merhatiin Ibu menawar dan surprisingly 80% selalu berhasil, mungkin itu jugalah yang membuat saya jadi anak yang jago nawar (tapi jangan kelewatan juga nawarnya). Saya menikmati proses jual-beli di pasar seperti memilih sayuran yang bagus, memasukkannya ke dalam timbangan, hingga proses tukar-menukar uang dan barang. 




Kebetulan akhir pekan ini saya sedang free dan ibu saya juga tidak ada kegiatan, saya berfikir kayanya asik juga kalau pergi ke Bandungan slash lembangnya semarang sekalian quality time bersama. Rasanya udah lama sekali saya tidak pergi berdua dengan Ibu karena terlalu sibuk dengan kehidupan bersosialisasi. Saya bertekad untuk setidaknya menyempatan satu hari dalam satu bulan untuk pergi berdua dengan beliau, mumpung masih ada kesempatan. Sesekali saya menggandeng tangan beliau yang sudah mulai menunjukkan keriputannya sambil mengobrol yang disisipi curhat, agak jaim-jaim gimana gitu karena kepribadian saya yang agak introvert tapi saya mencoba merubahnya mencoba untuk lebih terbuka. Senyum Ibu ketika berfoto bersama bunga serta tawa yang keluar begitu saja sambil bergaya seperti anak muda masa kini membuat saya ikut tersenyum bahagia. 




Setelah puas melihat bunga, kami pun berpindah tempat ke pasar sayur dan buah bandungan. Namun, sebelum masuk kami pun menyempatkan diri untuk makan gorengan khas bandungan yang paling enak dimakan di tempat sambil menikmati sejuknya bandungan. Harga yang dibandrol pun Rp. 1000 rupiah untuk satu gorengan seperti pisang goreng, getuk goreng, singkong goreng, dan lain-lain. 


Ibu juga sambil membuka percakapan dengan ibu penjual gorengan tentang harga pete yang mahal. Saya cuma bisa manggut-manggut karena ga ada bayangan kenapa pete mahal karena saya juga ga pernah makan pete sekalipun :p. Selesai makan, kami jalan menelusuri pasar. Ibu sibuk menawar dan memilih beberapa sayuran untuk dibawa pulang. Sayuran yang membentuk koordinasi warna yang bagus menarik mata saya untuk segera mengambil kamera yang ternyata baterai nya sudah merah (pelajaran untuk lain kali lihat baterai kamera dulu sebelum dibawa main). Pasar bandungan ini terlihat rapi dan bersih serta lebih modern, karena bayangan saya itu kalau ga becek ya banyak sampah. Syukurnya tidak, hihi jadi aman. Kalau ga salah tataannya itu seperti Pasar Modern BSD yang beberapa kali muncul di timeline instagram namun ini versi mini nya. 



Hampir 1 jam kami berkeliling, Ibu saya yang tadinya ga ada ide mau beli apa alhasil beli beberapa sayuran ditambah buah yang di request oleh saya. Hihi senang! kalau kalian suka ke pasar juga ga? 



You Might Also Like

2 comments

  1. Dulu jaman SD-SMP aku suka ngikut mama ke pasar. Waktu itu sih alasannya karena di pasar banyak jajanan tradisional, jadi aku bisa bebas milih sepuasnya hihihi 😄😅 tapi sekarang sejak aku kuliah di jogja dan hanya mudik setahun sekali, jadi jarang banget ke pasar bareng mama. Jadi kangen deh :( btw pasar yang sering aku kunjungi bareng mama masih tradisional banget mbak. Bau, kotor, sumpek, dan becek. Beda banget sama pasar di bandungan yang mbak tulis di tulisan ini

    ReplyDelete
  2. Dulu jaman SD-SMP aku suka ngikut mama ke pasar. Waktu itu sih alasannya karena di pasar banyak jajanan tradisional, jadi aku bisa bebas milih sepuasnya hihihi 😄😅 tapi sekarang sejak aku kuliah di jogja dan hanya mudik setahun sekali, jadi jarang banget ke pasar bareng mama. Jadi kangen deh :( btw pasar yang sering aku kunjungi bareng mama masih tradisional banget mbak. Bau, kotor, sumpek, dan becek. Beda banget sama pasar di bandungan yang mbak tulis di tulisan ini

    ReplyDelete