Satu Bulan Setengah Di Pare

07:29

Awal tahun ini, saya memutuskan untuk belajar IELTS ke kampung inggris Pare. Mungkin beberapa dari kalian bertanya-tanya kenapa saya harus belajar IELTS di Pare kenapa tidak di Semarang saja dan kenapa tidak belajar TOEFL yang sejak dulu sudah booming di telinga masyarakat Indonesia serta apa bedanya TOEFL dengan IELTS bukannya sama saja ya? tenang, saya akan menjelaskan hal tersebut di postingan ini. 


Saya belajar IELTS karena ini adalah salah satu persayaratan untuk masuk ke perguruan tinggi yang akan saya tuju dalam menempuh master degree (mohon doa restu nya ya semua pembaca blog ini semoga terkabul). Saya memilih belajar di Pare karena saya butuh lingkungan yang mendukung saya untuk belajar, ini adalah kali kedua saya ke kampung ini. Pada tahun 2012 lalu saya pernah ke kampung ini untuk belajar speaking dan saya pun membuktikan sendiri bahwa tempat inilah yang membuat saya bisa berbicara menggunakan bahasa inggris serta membawa saya ke mimpi-mimpi saya, alasan lainnya adalah belajar di lembaga-lembaga di kota besar sama saja saya belajar seminggu hanya 2X pertemuan tentu saja ini hanya masuk ke telinga kanan dan keluar ke telinga kiri.

Lalu apasih perbedaan IELTS danTOEFL? IELTS dan TOEFL memiliki perbedaan yang cukup signifikan. IELTS adalah International English Language Testing System yang didalamnya terdapat 4 macam soal yaitu membaca, menulis, mendengarkan, serta berbicara sedangkan di TOEFL kita hanya dituntut untuk mengerjakan soal reading dan listening. Dalam setiap tipe soal IELTS sendiri terdiri dari soal yang dijawab berdasarkan fakta dan opini. Untuk reading terdapat soal multiple choice, fill the blank, matching heading, Yes/No/Not Given, serta True/False/Not Given. Sedangkan listening biasanya paling banyak itu ada fill the blank serta multiple choice dan untuk writing ini dibagi menjadi 2 yaitu Task 1 yang dijawab berdasarkan fakta sedangkan Task 2 diwajibkan menjawab berdasarkan opini begitu pun untuk speaking yang tipe penilaiannya tentu saja grammar serta tidak out of the topic.

Saya dulu pernah nyeletuk begini ke teman saya "aku bisa kok belajar IELTS sendiri, habis pulang kerja terus belajar" dan saya harus menarik pernyataan ini karena saya tidak memilik pengetahuan mengenai IELTS dan grammar saya pun masih dikatakan kacau sekali karena saya hanya bermodal nekat untuk menulis dalam bahasa inggris saya tidak peduli grammarnya apakah benar atau salah. Salah satu teman saya Adrian (If you read this ya Uda haha) dia meminjamkan salah satu buku IELTS nya kepada saya, semakin saya membaca nya semakin runyam otak saya karena tidak mengerti harus mulai dari mana. Saya pun mulai mencari tahu lewat youtube yaitu IELTS Liz dan IELTS Emma yang sedikit membuat saya paham tentang IELTS tapi saya masih tidak percaya diri dalam mengerjakan soalnya karena tidak ada skill. Akhirnya saya memutuskan untuk ke kampung inggris, sebelumnya saya mencari informasi dulu sebanyak-banyaknya tentang lembaga mana yang akan saya tuju. Teman saya Destari dan Ana yang sudah duluan kesana, mereka memberikan rekomendasi mengenai tempat les yang cocok bagi saya, dan saya memberitahu mereka bahwa saya tidak menyukai kelas besar karena saya butuh perhatian penuh (haha). Akhirnya pilihan saya jatuh ke Warung IELTS yang mana pengajarnya satu dan ajaib yaitu the one and only Mr Ali, di sini saya belajar untuk mendapatkan skill dalam mengerjakan reading, listening, serta materi untuk writing. Sedangkan untuk grammar saya belajar ke Miss Jun yang berhasil membuat saya buyar dan lari ke caption-caption bahasa inggris saya di instagram serta membuat saya pahamjika sebuah kalimat yang tidak ada verb itu bukan kalimat hahahahaha. Serta untuk writing saya belajar dengan Miss Lia, dimana di awal saya menulis untuk Task 1 hampir setiap hari miss lia jengkel ke saya haha karena saya sering tidak paham grafik, tidak paham me-parafrase kan soal, tidak bisa grouping dan tidak bisa membuat overview, alhasil jawaban saya isinya full dengan coretan tinta merah. Saya pun harus menguatkan iman, batin, lahiriah ketika bertemu Miss Lia (If you read this miss, frankly statement banget nih) yang artinya saya harus siap-siap kena semprot berasa ketemu dosen pembimbing dah! serius! akan tetapi itu semua membuahkan hasil karena saya mulai paham untuk membaca grafik dengan benar serta penggunaan kata yang harus digunakan.

Satu bulan setengah di Pare memberikan saya banyak pelajaran baik itu tentang akademik maupun hidup. Saya harus pindah dari satu indekos ke indekos yang lain karena kondisi ruang kamar yang tidak sesuai ekpektasi dan tidak ada koneksi internet, ya walaupun di brosur si ibu menulis dengan jelas bahwa fasilitas indekos bos dengan harga jos tidak menjamin kebenarannya. Namun, dari indekos pertama ini saya bertemu dengan teman baik saya Qiny dan Ica serta satu teman mereka yang suka tiba-tiba nongol ke kamar kos butut penuh sesak ini yaitu Sekar, dua orang sunda ini selalu berbicara bahasa sunda jadilah saya dan Sekar mau ga mau belajar bahasa sunda, mana diajarinnya bahasa kasar :( maneh ih! dari mereka pun saya belajar dalam mengedit foto dengan baik dan benar serta cara bagaimana menjadi instagrammer dan hijabers yang baik dan istiqomah. Di Indekos kedua saya, saya sekamar dengan Nada yang sudah saya anggap sebagai adik saya sendiri. Saya melihat dia seperti melihat saya 5 tahun yang lalu yang sedang berjuang untuk mendapatkan perguruan tinggi, saya yakin kegigihan dia dalam belajar akan membuahkan hasil beberapaa bulan kedepan. Di lain sisi, saya juga pernah sedih di indekos ini karena kejadian laptop saya yang hilang di saat saya mau pulang ke Semarang namun karena rejeki tidak akan kemana laptop saya kembali 2 hari setelah kejadian itu. Saya juga sudah menutup kasus ini, terimakasih untuk anak-anak andromeda sayap kiri atas perhatian serta bantuannya (Ica, Airin, Bita) tanpa kalian mungkin saya tidak bisa menulis blog ini lagi karena sedih laptop hilang. Jadi saran saya untuk kalian yang mau tinggal di Pare, jaga keamanan barang berharga kalian karena kalau bukan kita siapa lagi?

Saya menulis postingan ini dengan rasa rindu yang mendalam dengan....makanannya yang murah meriah dan buku yang murah meriah seperti yang saya jelaskan di postingan sebelumnya. Terimakasih Pare untuk satu bulan setengahnya, saya mendapatkan pelajaran berharga di sini. Sampai jumpa lagi!

You Might Also Like

7 comments

  1. Asalamualaikum mba mau naya klo belajar gramar yg bagus di kampung inggris dmna ya mba ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Mariah, aku suka sekali kelas privat sama Miss Jun di dekat TEST :)

      Delete
    2. Hai sis, gimana cara kontak miss june?

      Delete
    3. Halo, km ada email kaah? biar aku kirim nomor whatsapp miss jun :)

      Delete
  2. Untuk kelas reading sm listening untuk IELTS ambil kelas privat jg kah?

    ReplyDelete
  3. Halo, Kak. Apakah Kakak punya kontak Miss Jun? Saya berencana belajar writing untuk IELTS secara intens. Terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo, km ada email kaah? biar aku kirim nomor whatsapp miss jun :)

      Delete