Questioning: Why Indonesia has a lot of trash

23:14

Pagi ini disaat matahari belum memunculkan sinarnya, saya bertanya dan berfikir "Kenapa Indonesia memproduksi banyak sampah? Kapan orang Indonesia berhenti untuk buang sampah sembarangan? Kenapa orang indonesia tidak belajar dari segala permasalahan yang ada seperti banjir misalnya? Kenapa ya?" Pertanyaan ini silih berganti bermunculan di otak saya. 
"Kapan ya Indonesia bebas dari permasalahan sampah? Kapan ya melihat taman bersih atau jalanan bebas sampah?"
Kebiasaan untuk buang sampah sembarangan tidak hanya pada masyarakat di kelas menengah bawah, tetapi juga atas. Beberapa kali saya melihat orang melemparkan sampah dari kaca mobil. Saya hanya bisa protes dalam hati dan meratapi "why I live in such a bad habit environment like this". I keep questioning. Saat saya dan host-sister saya Stepanka dari Ceko pergi ke salah satu tempat pariwisata di Jawa Tengah, Gedung Songo, tiba-tiba dia bertanya pada saya "dimana saya bisa buang puntung rokok ini?" "Di sini? Menunjuk beberapa sampah berceceran di jalan setapak dengan penuh botol plastik dan styrofoam" I said "can you keep it until we found garbage bin, please?" and she asked me "iluk, why they are throw away trash in everywhere?"
Lalu saya berfikir kenapa ya? Why? Apa kurang tong sampah di setiap area pelataran tempat wisata ini? Tapi jika kita belajar dari negara sakura, mereka tidak punya banyak pasokan tempat sampah di jalan, bahkan mereka membersihkan botol dulu sebelum di sortir ke tempat pembuangan sampah atau kita biasanya menyebutnya TPA.


Coba kita mencontoh apa yang dilakukan oleh masyarakat jepang dalam mengelola sampah, mereka tidak segan untuk memilah sampah ke beberapa kategori sehingga petugas pengambil sampah mudah untuk mengelolanya. Salah satu program di telivisi swasta Indonesia pernah menanyangkan, ada komunitas yang digerakkan oleh orang berkebangsaan jepang di Jakarta untuk memilah sampah sesuai kategori organik dan anorganik. Namun, karena kebiasaan atau belum tahu cara-cara mengelola sampah yang baik dan benar, petugas pengelola sampah tetap mencampurnya juga.


Selain itu Lauren Singer, seorang wanita muda yang saat ini giat melakukan zero waste atau hidup tanpa membuang sampah walaupun masih ada sampah yang di produksi karena faktor tidak bisa di daur ulang. Dia memutuskan memproduksi deodoran, sabun, pasta gigi, hingga dengan bahan-bahan ramah lingkungan seperti baking soda dan olive oil. Setiap membeli minuman siap saji, dia juga meminimalisir penggunaan kemasan gelas berbahan styrofoam yang susah terurai dengan menggunakan jar  yang selalu dia bawa kemana-mana. Sampai saya geleng-geleng dan melihat semua video tentang Lauren Singer yang membuat saya sadar masih ada orang yang peduli dengan lingkungan. I have to try it!
Terus emang kamu udah ngelakuin apa aja luk? Saya selalu keep sampah yang saya punya di tas saya kalau belum menemukan tong sampah, either itu botol kosong-permet karet- tissue, saya keep hingga saya menemukan tong sampah. At least saya setiap makan di junk food restaurant mencoba untuk membuang sampah sendiri, at least saya marah jika ada seseorang membuang sampah sembarangan walaupun beberapa orang yang saya peringatkan hanya bilang "halah, cuma 1 sampah doang ga akan banjir". 
Dari pada ngeluh ga ada habisnya karena keadaan di negara kita begini, kenapa saya, kamu dan kita tidak melakukan perubahan itu? Do something, people!

You Might Also Like

0 comments