One Day in Rumah Atsiri

03:35

Salah satu tempat yang pengen sekali saya kunjungin dari tahun 2019 tapi belum kesampaian adalah Rumah Atsiri. Tempat ini sudah lalu lalang lewat di timeline instagram lengkap dengan ulasan positif nya dan tentu saja saya penasaran jadinya. Beberapa kali saya mencoba mencari waktu dan cari teman yang mau kesana tapi belum ada yang pas dan kalau pun mau sendiri belum tau gimana caranya ke tawangmangu kalau menggunakan transportasi umum, repot sekali sepertinya. Jadi hampir dilupakan saja ke-bm-an ini. Disaat saya sudah mulai engga terfikir, tiba-tiba saja salah satu teman membuka obrolan tentang Rumah Atsiri "Luk, pernah ke Rumah Atsiri ga? aku pengen kesana" celetuknya dan langsung saya jawab dengan antusias kalau saya pengen juga kesana. Apalagi saya sudah hampir setahun engga keluar kota selama pandemi ini. Benar saja, ajakan itu jadi salah satu keputusan tepat karena sudah mulai gerah sekali di rumah, walaupun saya tergolong introvert yang lebih nyaman di rumah, ternyata kondisi ini membuat saya tetap butuh keluar dari kamar dan bersosialisasi.




Pagi-pagi sekali kita berangkat menuju Tawangmangu dengan formasi 5 peserta piknik (Mba Fitri, Tyjas, Fani, Dhila, dan Saya) yang mana mereka baru bertemu satu kali dan bahkan ada yang baru berkenalan saat itu juga. Sepertinya kalau ada kompetisi makcomblang pertemanan, bolelah skill itu di adu dengan saya. Hehe. Waktu tempuh dari Semarang ke Tawangmangu itu sekitar 2,5 jam, ditemani dengan obrolan-obrolan untuk mengenal satu sama lain, perjalanan ini rasanya menyenangkan. Kami memutuskan untuk mengambil jalur tol Semarang - Solo, rasanya cuma ada beberapa mobil saja yang lalu lalang dengan kondisi lalu lintas cukup lancar walaupun cuaca sedikit mendung. Semoga cerah ya waku disana, batin saya. Syukurnya, semesta lagi berpihak dengan kita dan piknik impulsif ini juga direstui karena benar-benar cerah disana. Hore! 
Kami pun tiba 1,5 jam sebelum Rumah Atsiri dibuka jadi kami menyempatkan untuk jalan-jalan sedikit di area sekitar yang belum banyak rumah penduduk itu, kanan-kiri dikelilingi oleh ladang yang ditanami sayur-mayur, brokoli, kol, padi dan banyak lagi. Terlihat juga bapak-bapak dan Ibu-Ibu sibuk mengamati tanamannya, menjemur padi, dan mengobrol sambil menyeruput kopi hitamnya. Terlihat juga bebek-bebek sedang berenang di kali yang jernih. Enak sekali ya tinggal disini.  





Jam sudah menunjukkan pukul 09:30, kami memutuskan untuk kembali ke Rumah Atsiri. Bersamaan dengan kedatangan kami, sudah ada 3 rombongan yang sepertinya sepemikiran dengan kita. Datang pagi-pagi untuk menghindari keramaian. Di depan gerbang, staff Rumah Atsiri sudah menawarkan tiket masuk berupa voucher senilai Rp 50,000 yang dapat ditukarkan dengan pembelian souvenir, tiket masuk museum dan tur kebun atau pun pembelian di restaurant. Kami langsung menuju ke pusat informasi untuk mendapatkan arahan, staff Rumah Atsiri dengan ramah menjelaskan kepada kami tentang program aktivitas yang ditawarkan di tempat ini salah duanya adalah Tur Kebun dan Tur Museum dengan didampingi oleh pemandu tur. Setelah berdiskusi, kami pun memutuskan untuk mengambil dua aktivitas tersebut. 
Tur kebun pun dimulai, dipandu oleh  Mba Hana. Sejarah Rumah Atsiri menjadi pembuka tur ini, yang mana dulunya adalah bekas pabrik citronella yang didirikan pada tahun 1963 yang merupakan pabrik pembuatan essential oil terbesar di Asia bekerja sama dengan pemerintah Bulgaria. Sempat terbengkalai, dan akhirnya pada tahun 2015 Rumah Atsiri pun mengambil alih untuk dijadikan seperti sekarang ini. Kami pun diajak berkeliling kebun yang ditanami berbagai tanaman khususnya untuk minyak atsiri. Sesekali Mba Hana meminta kami berhenti untuk mengamati dan mengelus tanaman, dari lavenderian yang saya baru tau ternyata berbeda dengan lavender asli yang baru pertama kali saya lihat. "Bagaimana teman-teman, baunya seperti apa?" saut-sautan jawaban peserta membuat tur ini heboh dan kami semangat memberikan jawaban terbaik, difikir-fikir seperti ikut kompetisi ranking satu ya. Ketika melihat tanaman sereh, kami pun lagi-lagi di tes indra penciuman, sereh wangi dan sereh dapur berbeda ternyata, sereh wangi baunya seperti minyak tawon. Menariknya, di tur ini peserta bisa melihatproses penyulingan minyak atsiri atau minyak dari hasil penguapan ini secara langsung, Beberapa pipa-pipa penyulingan berjejer lengkap dengan panci besar dan kompornya yang menyala, saya pun memperhatikan minyak yang sudah terpisah oleh air di dalam pipa tersebut "Oh gini ya caranya" gumam saya dalam hati. Selain itu ada juga proses pengambilan minyak melalui lemak. Saya langsung teringat novel Aroma Karsa karya Dee Lestari, saat Jati Wesi dikirim ke Paris untuk belajar mengenai parfum. Beberapa peserta pun menyeletuk seperti di film parfume katanya. Personally, saya jadi terbuka dengan informasi mengenai tanaman-tanaman ini yang banyak sekali jenisnya dan jadi teringat waktu saya ke mampir ke pameran botanical di Sangkring Art Yogyakarta dan bertemu dengan Nanda dan Kevin, mereka antusias sekali menjelaskan tanaman-tanaman. Pantas saja mereka antusias, menyenangkan ternyata! Mungkin kalau pelajaran biologi seperti ini, seru juga batin saya.

Kokedama








Tidak lupa kami juga mengambil foto dan memotret beberapa sudut karena tentu saja ini sayang sekali untuk dilewatkan. Setelah tur kebun, kami pun diantar menuju museum bertemu dengan Mba Nori. Saat masuk museum ini, perpaduan desain yang apik dan story tellingnya kuat sekali membuat saya menilai Rumah Atsiri 10/10. Iya sebagus itu, Setiap detailnya diperhatikan sekali, kami lagi-lagi dibuat kagum dengan apa yang ditampilkan. Penjelasan mengenai sejarah minyak atsiri dari setiap jaman dan negara dari China sampai India hingga sejarah mengenai rumah atsiri sendiri. Favorit saya adalah ketika masuk di ruangan interaktif yang mana pengunjung dimanjakan dengan instalasi visual mapping yang memperlihatkan berbagai jenis tanaman atsiri. 

Selain itu saya juga kagum dengan pembawaan Mba Hanna dan Mba Nori saat menjelaskan dalam sesi tur, secara langsung membuat peserta tur otomatis ingin mendengarkan penjelasannya, Saya yakin pasti Training & Development di Rumah Atsiri ini bagus sekali. Semua terkonsep dan apik. 

Dan pastinya saya mau merekomendasikan tempat ini untuk dikunjungi, bahkan kunjungan kedua saya dengan keluarga saya pun mereka memberikan komentar positif tentang tempat ini. Mama saya sampai membahasnya lagi dan lagi. :) 

You Might Also Like

0 comments