Sapa Sisters (Part II)

04:28

Selesai istirahat dan menikmati sajian dari warung pinggir sungai yang ramai penuh dengan turis-turis, kami pun melanjutkan perjalanan lagi melalui 2 desa lagi. Cho yang sudah saya kasih tau sebelumnya kalau kami berniat untuk mencoba herbal bath pun dengan sudah tau tempat yang akan kami kunjungi. Ini semua gara-gara Aulion, waktu dia ke Vietnam dia ke desa Ta-Van buat herbal bath, aku langsung BM mau juga pokoknya!. "Ini, kita sudah sampai" terlihat teteh-teteh yang sedang asik nongki sambil berhaha hihi dan tangannya sedang motong-motong sayur di dapurnya dengan sigapnya mempersilahkan kita untuk menunggu sebentar karena mau merebus bahan-bahan untuk herbal bath. Kami pun diberi handuk satu-satu. Terlihat kompor tradisional yang besar se atap rumah dengan api menyala di bawahnya hmm mungkin kalau digambarkan itu seperti perapian tapi besar sekali. Di Kamar mandi sudah tersedia beberapa gentong dan air yang menurutku bau nya ini seperti air secang. Heboh tentu saja, mandi di gentong langsung nyemplung. Rasanya capek buyar, ah senangnya mandi dan berendam. 

Setelah selesai mandi, aku kira perjalanan sebentar lagi. Ternyata tidak semudah itu, masih beberapa desa yang harus dilalui dengan jalanan menanjak. Di tengah jalan kita bertegur sapa dengan  abang-abang turis berbaju biru yang ternyata jadi bestie kita yaitu Wolfgang yang mana dia baru pertama kali solo trip. Saking excitednya, dia cerita betapa senangnya melakukan perjalanan ini. Terus yang dengan cerianya ngenalin kita ke teman-teman lain. Zao House ini terletak di ujung, sudah ada beberapa tamu yang juga akan menginap, 2 perempuan dari Amerika yang baru lulus kuliah dan melakukan perjalanan keliling asia 1 bulan, 2 pasangan dari Paris, aku dan shasha dan abang wolf gang. 

Pemilik rumah ini bernama Ly Thi Zao, yang dulunya adalah salah satu guide di Sapasisters dan akhirnya memakai tabungannya dari bekerja di Sapasisters untuk membangun rumah ini. Rumahnya cukup besar, ada sekitar 10an single bed di lantai 2, 4 double bed di lantai 1 dan ada lagi 1 kamar. Kasurnya nyaman sekali, bahkan yang bikin aku terheran-heran adalah sinyal di desa ini kuat sekali. Yaampun, ini LDR mah aman. Kamar mandinya pun bersih lengkap dengan air panasnya. 




Malam pun dilewatin dengan nyaman tidur di rumah terbuka ramai-ramai, seperti lagi nginep di rumah nenek sendiri. Paginya kami dibangunkan Budhe Zao "Everyone~ come to downstairs, Breakfast", pancake, pisang beserta selai sudah siap untuk disantap. Kami pun siap-siap turun ke meja makan dan membuka obrolan sambil menikmati makanan Budhe Zao. Tiba-tiba abang wolfgang ga ada angin ga ada hujan nanyain kita:

W: "Kamu hobinya apa?"

I: "Me? hobi nya crochet"

"Kalau aku hobinya bangun rumah" *hehe becanda apa ni abang, mungkin dia melihat muka aku dan shasha yang ragu-ragu, dia pun mengambil handphonenya dan menunjukkan foto-foto ketika dia membangun rumah dan peletakan batu pertama di bangunan yang dia bangun. Terwow-wow dibuatnya, Astaga bang, hobimu. Antara waktu mu yang luang banget apa emang prinsipmu kalau ada yang ribet kenapa harus yang mudah. 


Langit pagi itu cerah sekali, Cho sudah menunggu di depan siap untuk memandu kami menghadapi rute hari kedua dengan rambut yang diikat kencang kebelakang terurai sampai lutut dan payung yang dikalungkan dibelakang seperti sedang membawa samurai lengkap dengan assessoris terikat di pergelangan kaki kanan dan kiri asli suku hmong. Kami sudah diwanti-wanti untuk berhati-hati alam bertemu jalanan yang licin karena hujan. Melewati perbukitan, hutan bambu, sampai air terjun. Aku berkali-kali kepleset, karena medannya terjal sekali bebatuan dan jalanan yang becek. Tapi itu serunya ga sih buat overcome fearness yaampun. Kami pun beberapa kali istirahat di beberapa post untuk ambil nafas dan minum dulu sampai kami tiba di pemberhentian terakhir sebuah warung kecil diujung jalan. Lagi-lagi kami semua berkumpul, dan cerita-cerita lagi sampai ketawa-ketawa puas cerita tentang perjalanan trekking hari itu. 

Thank you Sapa & Sapasisters for all the experience, mau kesana lagi pasti!

You Might Also Like

0 comments