Things to remember in 2020

07:04

Setiap pergantian tahun selalu ada daftar harapan yang berjejeran penuh dengan ambisi, ingin segera di coret, sesegera mungkin. Rasanya tahun 2020 ini dinobatkan sebagai tahun yang membuat manusia-manusia di bumi kaget sejadi-jadinya, tanpa aba-aba yang berati. Rencana demi rencana setelah bulan maret itu sepertinya harus direlakan. Ada yang bersyukur sudah melakukan hal-hal yang ingin dilakukan sekali, ada yang menyesal kenapa harus menjadwalkan di bulan setelah bulan maret. 

Aneh ya tahun ini. Ternyata ada waktunya, sebuah rencana yang paling baik adalah tidak berencana. Maka dari itu, postingan ini akan berupa apa aja yang akan diingat di 2020: 




  •  Bisa menggunakan paspor baru yang akhirnya diperpanjang, melakukan perjalanan ke negara yang saat itu sudah muncul kasus corona. Jangan tanya, berapa kali handsanitizer dan sabun cuci tangan yang aku usapkan di tangan. Sesering itu. Megang eskalator, pake handsanitizer, megang uang, pake handsanitizer. Tahun yang membuat aku merasa tubuhku perlu perhatian ekstra. Pokoknya harus bersih.
  • Karantina di rumah hampir seluruh dunia ini, bikin aku ketemu teman-teman pertukaran pelajar waktu di Poland setelah 5 tahun. Rasanya, pandemi membuat kita senasib haha.
  • Tiba-tiba olahraga yang cukup intens dan jadi hobi. Ada kalanya, butuh banget olahraga sampai kebawa mimpi. Dari melengkapi alat-alat olahraga selama di rumah, seperti mat yoga, dumbells, bahkan baju olahraga. Oh hi, sport bra lucu-lucu lagi! best buy selama di rumah aja. Bahkan udah hampir 9 bulan ini enggak beli baju pergi baru.
  • Kerja dari rumah, yang sebenarnya agak susah buat aku untuk dapet ijin, ternyata dibolehin. Jadinya udah jalan 5 bulan ini kerja di rumah dan ngumpul bareng orang rumah di Semarang.

  • Berkebun, spesifiknya lebih ke Pak Sis dan Bu Sis, aku hanya bantu dikit-dikit dan nge-kompos. Tanah kosong disamping rumah disulap jadi food forest yang lumayan kalau butuh sayur tinggal metik.
  • Sholat Ied di rumah aja, wah aneh sekali sih ini jujur aja. Lebaran juga ga ada tamu-tamu, abang-abangku ga bisa pulang ke Semarang karena area rumah masuk zona merah karena ada tetangga yang positif corona.
  • Ikut kelas online yang agak susah ya kalau offline biasanya diadainnya di Jakarta, Bandung, lalu bisa diikutin menggunakan daring. Apalagi banyak yang ngadain IG Live atau Zoom conference dengan topik-topik menarik. Mungkin, kalau ga ada pandemi ini, kesempatan ini susah didapat ya melihat jarak dan waktu yang perlu di tempuh. 
  • Oiya! termasuk ngadain workshop online loh @workshopsemarang ; dan terkejut bukan main, DIY kitnya bisa sampai ke Kalimantan Utara, Bontang, Pangkal Pinang, Bangka, dan Jambi
  • Saling kabar berkabar dengan teman-teman, "Jaga Kesehatan ya" jadi kata-kata paling berati.
  • Nyoba eksperimen ini itu di dapur, dari bikin bombolone, Teokpokki, Choi Pan, Klepon dan macem-macem. 




dan mungkin, postingan ini ga akan berakhir sampai hari ini aja, melainkan akan aku tambah-in sampai akhir tahun ini. Dalam hati berdoa secara sungguh-sungguh, semoga saja ada secercah harapan buat kehidupan yang lebih baik hari esok dan seterusnya. We will get through this.

You Might Also Like

0 comments