Setelah masuk ke dunia kerja, ga ada pikiran yang terlintas sama sekali untuk mengikuti suatu kompetisi seperti ketika masih duduk di bangku kuliah. Pemikiran itu pun luntur, saat saya bergabung di perusahaan IT bernama Mitrais 4 tahun lalu. Kompetisi yang digelar reguler setiap tahunnya bernama Innovathon ini mencuri perhatian saya karena bukan hanya ditujukan secara khusus untuk Software Engineer atau Software Tester saja yang bisa ikut namun tanpa terkecuali Support Team bisa ikut juga. Ketika Innovathon tiba, beberapa staff mulai sibuk membentuk tim dan mengumpulkan ide terbaiknya untuk diikut sertakan, Saya ingat betul di tahun 2018 2019, Innovathon dilaksanakan secara offline dan tim yang lolos 6 besar akan diberangkatkan ke Bali. Seru ya, ada kesempatan untuk staff melatih kreatifitas, membuat inovasi dengan tim di luar jobdesk pekerjaan sehari-hari nya.
Hampir saja saya mau ikut di tahun 2019, tapi urung dilakukan karena persiapan yang kurang matang membuat saya ragu-ragu untuk ikut. Sayangnya, kompetisi ini ditiadakan di tahun 2020, emang ya you have to use your chance wisely, kalau udah di depan mata, ambil saja mana tau besok kesempatan itu ga datang lagi. Tepat di akhir bulan Mei 2021, ada email masuk yang menginformasikan tentang Innovathon akan diadakan lagi dan kali ini berbeda dari tahun tahun sebelumnya karena ada beberapa babak penyisihan, acara akan diadakan secara virtual, pihak eksternal boleh ikut dan yang paling wahnya adalah vote dari audience juga dihitung. Saya masih berfikir, ikut enggak ikut enggak ya. Sampai akhirnya saya mantap, coba dulu kali ya. Menang kalah urusan belakangan. Apalagi saat itu, kondisi pandemi yang lumayan menguras pikiran. Kebutuhan untuk mengalihkannya ke hal-hal yang positif pun semakin kuat, yaitu dengan ikut kompetisi ini. Ada keinginan juga untuk mengembangkan potensi diri untuk personal development saya.
Elimination Round
Mulailah saya menyusun strategi untuk mencari tim, kriteria tim yang ideal adalah yang bisa komitmen dalam perlombaan ini syukur-syukur bisa lolos tahap berikutnya artinya kami harus meluangkan waktu di luar jam kerja untuk perlombaan ini. Saya mulai approach beberapa teman saya apakah tertarik mengikuti ini, beberapa menolak karena kesibukan masing-masing. Akhirnya maju dengan mantap dengan satu-satunya tim yang terdiri dari perempuan semua yaitu Saya, Mba Dekka dan Destria. Kami pun mulai membagi tugas masing-masing dari skill yang kami kuasai, ide awal adalah membentuk platform untuk crafting enthusiast dengan nama Lokaria (Lokakarya sambil Bersukaria). Ide ini berkembang sejalannya waktu karena diisi oleh 3 kepala. Kami pun mulai menyiapkan sebaik mungkin, seperti proposal, video perkenalan hingga pitch deck untuk babak penyisihan pertama, Di tahap ini kami masih nothing to loose, kalau lolos alhamdulillah kalau ga lolos yaudah.
Tahap pertama adalah pemilihan mentor yang akan diumumkan tanggal 16 July 2021, saat itu kami dikumpulkan dengan semua staff secara virtual untuk mengetahui tim mana saja yang lolos dan dipilih oleh mentor. Kami pun di grup mulai riuh, harap-harap cemas, katanya nothing to loose tapi deg deg annya ada banget gitu paham kan. Mba Astini selaku MC pun menyebutkan kalau ada tim yang dipilih oleh 3 mentor, batin saya, dipilih 1 mentor aja syukur alhamdulillah banget. Lalu mba astini menyebut nama Lokaria, langsung bergetar dan chat group kembali riuh. Beberapa chat di skype dan teams pun berdatangan dari para kolega dan manager-manager "Luk, pilih ini, luk pilih ini". Mba Dekka dan Destria menyerahkan sama saya, dan dengan mantap saya jawab Ibu Wiwie Harris, Presiden Direktur Mitrais, beliau yang saya kenal sangat detail dan melihat ketertarikan beliau dengan proyek ini pun membuat saya yakin tim ini dapat maju ke babak selanjutnya.
Semi Final Round
Selama sebulan kami menyiapkan materi, kami sangat semangat saat mentoring karena itu artinya kami akan mendapatkan feedback. Menunjukan antusias kami sebaik mungkin, menyiapkan dresscode ketika mentoring, hingga background zoom agar kami terlihat kompak. Hingga kami belajar dulu saling mencatat, dan mengingatkan. Hampir 5 kali kami dimentoring oleh beliau dengan tambahan Pak Andriyansyah Bachtar, Vice President of Finance and Accounting, untuk babak penyisihan kedua. Beberapa kali kami mendapatkan feedback dari beliau, dari 3 kepala ditambah 2 kepala lagi membuat Lokaria pun seperti dipoles habis-habisan.
Tidak berhenti sampai situ, kami pun beberapa kali minta pendapat ke teman-teman Software Engineer hingga teman-teman kami yang berkompeten ditambah dengan melakukan riset target user.
Hal yang paling tersulit saat Innovathon ini adalah ketika kami harus dihadapkan oleh financial projection, dengan modal zoom gratisan yang 40 menit harus di stop dan re-log in lagi, kami pun bertiga belajar dengan Antila (suami destria). Memahami kosakata tentang keuangan dari awal, dari OPEX CAPEX and you named it.
Grand Final
Babak penyisihan terakhir pun tiba, ada 6 team yang terpilih dan setiap tim memiliki kekuatannya masing-masing. Lokaria pun masuk di antara team-team terkuat yang saya akui technical mereka sangat bagus. Akhirnya kami menyusun strategi lagi, kalau dari urusan technical kami akan tertinggal karena saya dan Destria bukan dari bidang teknis, dan Mba Dekka dari Software Tester sedangkan saya dan Mba Dekka dibandingkan dengan tim lain sangat baru di Mitrais. Padahal di babak final, kami butuh dukungan juga dari audience.
Kami pun mengandalkan story telling untuk menonjolkannya dan mengkoneksikan ide-ide agar dapat dipahami saat live pitching sehingga mendapatkan score yang diinginkan. H-1 minggu sebelum acara, instagram dan whatsapp kita optimalkan penggunaannya untuk fokus di branding team karena ada beberapa teman-teman Mitrais yang follow. Live pitching hanya membutuhkan 10 menit untuk memberikan ide, jadi kami curi start dulu dengan kasih pemahaman ke target audience agar tau Lokaria lebih dulu. Selain itu kami menyiapkan predicted question dan saling melempar pertanyaan antar team. Ini bagian yang paling seru menurut saya, deg-deg annya bukan main dan kami pun masih gladi resik sebelum live pitching.
Saat live pitching tiba, kami mencoba memberikan yang terbaik dan berdoa. Saat masuk ke 3 besar kami riuh lagi di grup, dan saat masuk 2 besar saya udah pasrah aja sambil ngarep juara 1 boleh haha. Dan benar saja juara 1.
Personally, selama 3 bulan menyiapkan Innovathon membuat saya belajar banyak hal baik itu dari segi personal dan profesional.
To sum up, This is the best decision that I've made so far last year and the best experience after couple of years #joinmitrais. I also highly recommend for Mitrais friends take this challenge by joining Innovathon this year and you will know why! 😊
Cheers,
Iluk