ONE DAY IN KAMPUNG BATIK

01:45

Jangan bosen ya kalau saya bakal post tentang semarang berkali-kali, karena domisili saya masih disini dan mencoba untuk mengulik lagi sesuatu yang beda dari Semarang. Kali ini saya akan membahas tentang salah satu kampung tematik yang sedang gencar-gencarnya dicanangkan oleh pemerintah untuk menarik wisatawan datang ke kota ini yaitu Kampung Batik atau Kampung Jadhoel. Letaknya tidak jauh dari kota lama, kampung ini cakupannya tidak seluas kampung pelangi namun untuk desain nya kampung ini lebih tertata rapi baik itu desain muralnya dan juga beberapa galeri foto yang sengaja di pajang di sepanjang gang. Sayang sekali tidak ada penjelasan mengenai kapan kampung ini berdiri di sudut-sudut gangnya, entah karena target market mereka hanyalah mereka yang ingin memotret sudut-sudut instagramable atau tidak. Alangkah lebih baiknya jika ada penjelasan sejarahnya hehe (colek pemerintah kota semarang).




Masuk ke gang kampung batik, kalian akan diperlihatkan dengan coretan-coretan bertema jawa baik itu kosa kata jawa ataupun gambar wayang. Ada 2 gang yang di fokuskan untuk pembenahan. Gang kedua cakupannya lumayan besar dari gang pertama, ada beberapa ornamen dipasang baik itu topeng ataupun figura yang terdapat foto gambaran semarang jaman dulu dan sekarang dan ornamen batik yang sengaja di tempel di kanvas lalu di buat collase di figura. Setiap rumah memiliki ciri khas dekorasi masing-masing, paling saya suka adalah rumah satu ini karena atasnya ada pohon yang berbunga seperti bunga sakura haha (liat sakura langsung aja belum pernah zz)


Setiap langkah menulusuri kampung ini ada aja yang bikin tersenyum karena paduan warna yang pas yang memanjakan mata para pengunjungnya, ketika sampai di pusat kampung ada satu pusat gang sepanjang 5 meter yang dibuat lukisan mural dari wayang, lawang sewu, dan beberapa landmark semarang yang memiliki makna mengenai sejarah kota semarang yaitu pertempuran 5 hari semarang, menceritakan bagaimana laksamana ceng ho mendirikan masjid pertama serta cerita asal usul nama semarang yaitu Asem dan Arang. Tenang saja, masuk ke kampung ini ga bayar kok alias bebas biaya hehe tapi kalau kamu ingin menyumbang sekiranya ada kotak yang di taroh di ujung gang.





Harapan saya dengan tumbuhnya kampung-kampung seperti ini, tergerak juga behaviour kita sebagai manusia yang menghargai alam, langkah kongkrit yang harus di gerakkan bersama yaitu menjaga lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan. Ini yang lumayan susah untuk di ciptakan, baik itu mereka yang berpendidikan atau orang kaya sekalipun kalau buang sampah sembarangan, udah minor aja di mata saya. Penataan kampung menjadikan masyarakat tergerak untuk menjaga lingkungannya, lantas apa harus tumbuh kampung-kampung ini sebanyak mungkin agar kita juga tergerak?





You Might Also Like

3 comments

  1. banyak banget ya tempat foto-foto keren di sana, salam kenal.. :)

    ReplyDelete
  2. Masuk Kampung Batik nggak bayar, keluarnya kantong kempes (akibat borong batik kebanyakan) :p
    *sori ya kolom komennya jadi tempat curcol

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi Dini, eeh bener banget kalau laper mata liat batik-batiknya! Sampai jumpa bersukaria di tur berikutnya ya haha aku yang newbie jadi ketagihan ikutan!

      Delete