One Day in Brussel
07:57
Waffles and Chocolate, dua hal yang terlintas ketika mendengar kata Brussel. Saat masih di Venlo, saya dibantu oleh Klaartje untuk mencari hostel yang pas dengan budget untuk bermalam setelah dari Paris. Persiapan dari hostel serta tiket euroline sudah ada jadi sudah aman. Saya dan Charmaine bergegas menuju stop bus untuk euroline yang lokasi nya sama seperti bus stop dari Amsterdam ke Paris. Ternyata kita masih punya waktu 15 menit sebelum masuk bus, jadi kami memanfaatkannya untuk ke selonjoran sambil nge-charge handpone seperti beberapa penumpang yang lain. Perjalanan dari Paris ke Brussel membutuhkan waktu 4 jam, lumayan untuk tidur setelah lelah berkeliling Paris dengan cuaca yang sangat dingin bagi saya. Talk with stranger selalu ada ketika dalam perjalanan, ya kali ini ada seorang asli Canada dan saya lupa satu lagi dari mana.
Brussel sangat sepi di malam hari, jadi ingat kata teman saya "Brussel sepi banget tau luk, serem" dan beneran aja loh sepi huhu haha dua bocah jam 11 malam mau ke hostel rencana nya mau naik local transportation, tapi ga ada sama sekali yang beroperasi jadilah naik taxi. Ongkosnya ga terlalu mahal kok, Brussel cukup murah di bandingkan paris dan berlin.
Sampai di hostel, saya dan Charmaine cepat-cepat cari wifi dan istirahat setelah itu, karena besoknya kita mau keliling old town dan makan waffles. Pagi-pagi kami siap-siap, dan seperti hostel pada umumnya yang mix room sekitar 12 orang di dalam kamar dengan tempat tidur tingkat jadi kita saling bertukar cerita dengan backpacker yang lain atau sekedar say hi. Saya bertemu dengan (okay I forgot his name again) orang berkebangsaan jepang yang sudah keliling hampir ke seluruh negara di eropa, langsung dong aku dan charmaine ngitung berapa negara yang baru kita kunjungi. Senangnya stay di hostel itu gitu ketemu orang baru dan dengerin cerita travelling mereka.
Sudah siap, sudah mandi, sudah cantik, sudah pake lipstik aku dan charmaine check out dari hostel lalu ambil-ambil peta dulu (padahal ya gabisa baca peta :')) sambil makan Indomie! kita bawa dong Indomie lumayan hemat. Setelah makan, kita menuju old town yang katanya dekat jadi kita jalan. Bayangin aja dekatnya orang eropa sama dekatnya orang Indonesia itu beda ya tolong di catat. Cuaca saat itu lumayan cerah, lokasi pertama yang kita kunjungin adalah Manneken Pis. Aku sama Charmaine bingung, loh ini patung anak kecil telanjang pipis gini banyak yang foto ngantri lagi hahahahahaha! terus ya udah, kita ikutan foto dong.
Ada beberapa versi yang menceritakan tentang legenda Manneken Pis, (katanya) dulu ada anak kecil ilang di pusat kota lalu ibunya cari si anak ini sampe minta bantuan orang-orang termasuk walikota dan ternyata si anak di temukan di sudut jalan kecil lagi pipis.
Karena tujuan selanjutnya adalah makan waffles, dan ternyata ada toko sebelah manneken pis jualan waffles jadi saya dan Char ikutan antri buat dapetin waffles. Harganya 5 euro udah pake topping ada beberapa pilihan seperti karamel, pisang, strawberry, kiwi dan lain-lain. Sambil selonjoran, kita makan waffles sambil ngeliatin ibu-ibu om-om excited fotoin manneken pis.
Ada beberapa versi yang menceritakan tentang legenda Manneken Pis, (katanya) dulu ada anak kecil ilang di pusat kota lalu ibunya cari si anak ini sampe minta bantuan orang-orang termasuk walikota dan ternyata si anak di temukan di sudut jalan kecil lagi pipis.
Karena tujuan selanjutnya adalah makan waffles, dan ternyata ada toko sebelah manneken pis jualan waffles jadi saya dan Char ikutan antri buat dapetin waffles. Harganya 5 euro udah pake topping ada beberapa pilihan seperti karamel, pisang, strawberry, kiwi dan lain-lain. Sambil selonjoran, kita makan waffles sambil ngeliatin ibu-ibu om-om excited fotoin manneken pis.
0 comments