BALI TRIP: UBUD
04:11
Sudah hampir dua tahun saya berharap bisa mengunjungi Ubud untuk sekedar merebah dan meng-istirahatkan mata selagi melihat kebudayaan bali yang bersinergi menjadi satu dengan alam. Sampai saya mencoba berbagai peruntungan kuis atau lomba di twitter yang berhadiahkan "Jalan-jalan ke Ubud atau Bali". Sayangnya, ga menang. Ga boleh nyerah, sudah ditulis juga di daftar harapan jadi harus direalisasikan. Beruntung akhir januari 2016 saya mendapatkan kesempatan ke Bali walaupun sendirian karena saya bujuk-bujuk teman saya yang lain mereka pada ga bisa.
Ubud ini berada di kabupaten Gianyar, Bali. Pagi-pagi saya sudah siap-siap untuk pergi ke Ubud dari Dalung, perkiraan waktu tempuh menurut google maps yaitu 1,5 jam. Sesampainya di Ubud, saya belum booking hostel tapi udah research duluan di booking.com, jadi patokannya adalah notes book saya yang sudah saya tulis beberapa hostel yang harganya normal dan lokasinya aman jatuhnya ke Liyer Nirvana Hostel. Quick review: hostel staff nya ramah, kamar nya bersih, lokasi ga begitu padat, dan pemandangannya cantik 120 ribu/night include breakfast.
Sesampainya di hostel saya coba untuk istirahat sebentar karena perjalanan dari Dalung ke Ubud cukup melelahkan. Sore nya saya pergi ke 9 Warung yaitu rumah makan vegetarian dengan konsep ambil sendiri, hitung sendiri habis berapa, cuci piring sendiri. Surprisingly harganya murah, cocok buat kalian yang mau berhemat ketika travelling ke Ubud, makanannya juga enak meskipun vegetarian. Just give a try because It's really reccomended!
Jalan-jalan ke ubud jangan lewatkan jalan-jalan ke daerah city center nya, jalan ya bukan naik motor karena macet ehey. Saya pergi menelusuri pasar ubud, harga yang di tawarkan pertama kali memang tourist price jadi harus pinter nawar.
Keesokan harinya saya pergi ke tegalalang untuk melihat sunrise, waktu tempuh ke tegalalang dari hostel sekitar 20 menit menggunakan motor. Ibu-ibu pergi ke tempat ibadah untuk menaroh sesajen, menyapu jalan, anjing berkeliaran adalah pemandangan sepanjang jalan. Siangnya saya pergi ke salah satu air terjun tegenungan, tiket masuk nya Rp. 10.000 (for domestic and foreigner) iya harganya sama haha terus kenapa ditulis beda ya? entahlah. Perlu diingat, anak tangga buat menuju ke air terjun nya itu banyak sekali jadi jangan lupa bawa bekal minum. Salah satu youtubers bilang kalau ini tangga aborsi (Hahahah) ya emang sih ekstreem sekali tangganya. Sepulang dari tegenungan, saya menuju ke Campuhan Ridge Walk, kalau dari ubud city center itu terus aja, ada gang hotel (Im forgot the name of the hotel) lalu parkir motor depan pura karena ga boleh parkir di sekolah dekat situ. Masuk aja ikutin petunjuk, jalanannya cukup menanjak jadi lagi-lagi jangan lupa bawa bekal minum karena ga ada yang jualan ya disitu. Salah satu blogger juga cerita kalau ke Campuhan bisa naik sepeda, tapi lumayan PR juga kalau naik sepeda jalannya naik. Sampainya di atas, hamparan hijau jadi pemandangan utama setelah mendaki bukit.
So, yeah ini cerita saya ketika di Ubud. See ya another post!
Love,
Ilukreskiyee
Keesokan harinya saya pergi ke tegalalang untuk melihat sunrise, waktu tempuh ke tegalalang dari hostel sekitar 20 menit menggunakan motor. Ibu-ibu pergi ke tempat ibadah untuk menaroh sesajen, menyapu jalan, anjing berkeliaran adalah pemandangan sepanjang jalan. Siangnya saya pergi ke salah satu air terjun tegenungan, tiket masuk nya Rp. 10.000 (for domestic and foreigner) iya harganya sama haha terus kenapa ditulis beda ya? entahlah. Perlu diingat, anak tangga buat menuju ke air terjun nya itu banyak sekali jadi jangan lupa bawa bekal minum. Salah satu youtubers bilang kalau ini tangga aborsi (Hahahah) ya emang sih ekstreem sekali tangganya. Sepulang dari tegenungan, saya menuju ke Campuhan Ridge Walk, kalau dari ubud city center itu terus aja, ada gang hotel (Im forgot the name of the hotel) lalu parkir motor depan pura karena ga boleh parkir di sekolah dekat situ. Masuk aja ikutin petunjuk, jalanannya cukup menanjak jadi lagi-lagi jangan lupa bawa bekal minum karena ga ada yang jualan ya disitu. Salah satu blogger juga cerita kalau ke Campuhan bisa naik sepeda, tapi lumayan PR juga kalau naik sepeda jalannya naik. Sampainya di atas, hamparan hijau jadi pemandangan utama setelah mendaki bukit.
Love,
Ilukreskiyee
0 comments