Hanoi Trip Part I

05:44

Akhirnya ada kesempatan buat jalan-jalan lagi ke tempat baru dengan bahasa yang tidak familiar sama sekali setelah banyak pertimbangan baik itu pemilihan negara mana yang ingin dikunjungi dan tentunya dana yang dipunyai. Pergi ke luar memang jadi salah satu keinginan dan mungkin ini juga suatu kebutuhan buat aku untuk saat ini, dengan segala pertanyaan dan kekhawatiran yang ada tentang pengenalan lebih jauh dengan diri sendiri. Saat ini masih "cukup" nya jalan-jalan di Asia Tenggara, ini pun ajakan tiba-tiba dari Shasha yang langsung di iya kan tanpa banyak cuap. Pilihan negara jatuh ke Vietnam dengan pilihan kota yang tadinya belum tau enaknya kemana antara ambil rute selatan (Ho Chi Min - Danang -Hoi An) atau utara ke selatan (Hanoi - Hoi An). Entah kenapa secara kebetulan atau memang semesta mendukung perjalanan ini, jadinya dikasih liat dari orang-orang di instagram yang post tentang Hanoi dan Sapa yang merupakan rute utara yang memiliki 4 musim. Tadinya kita mau tambahin Ninh Binh tapi karena trip ini super fleksibel jadi Ninh Binh "kita liat nanti aja" trip.



Di awal kami sudah membagi tugas, aku bagian per tiket-an dan klook, Shasha bagian hostel dan akomodasi selama di Hanoi-Sapa. Semua dimasukin ke google drive, jadi kalau ada pembahasan buat itung-itungan duit bisa langsung kesana sebagai transparasi cash flow *wow jouska kamu tu*. Mulai deh kita nyari tiket pesawat, yang paling murah adalah rute Semarang-KL menggunakan Air Asia dan KL-Hanoi dengan smart combo Vietnam Airlines dari traveloka yaitu 700 ribu saja. Langsung, sikat! Apakah semudah itu? tentu tidak hahaha tiba-tiba tiket naik, waktu tiket turun ternyata passport Shasha expired 3 bulan lagi. Karena aku anaknya super inisiatif atau lebih tepatnya sok ide (ada plus minusnya, karena minusnya aku pernah di tegur haha) langsung kirim DM traveloka, tiket.com apa ada kemungkinan untuk memesan tiket walau passport expired nya bentar lagi. Ternyata bisa saudara-saudara. Udah nih udah aman per-passport an, lalu tiket yang harga 700 ga muncul lagi. Ambyar bukan? oo tentu saja haha. Jadilah seharian aku sm Shasha nyariin tiket buat dia yang tak kunjung muncul harga segitu karena yang lain udah sejutaan ke atas. Lalu aku berdoa  kalau emang di restui buat nge trip kali ini, mohon banget biar ada tiket 700 ribu jam 9:30 PM jadi 700 dong :"). Apa dramanya sudah selesai? tentu masih ada rentetan drama-drama lagi yang cukup bikin geleng-geleng aja udah, yaitu drama corona. H-2 minggu sebelum flight, ada 1 desa di vietnam di lockdown. Semakin hari semakin bimbang apa ini trip dilanjutin aja apa di batalin nih enaknya hm, segala tindakan preventif di persiapkan sebaik mungkin dari nyiapin kantong siaga yang isinya handsanitizer, termometer, vitamin, tolak angin, sabun cuci tangan, masker dan juga karena asuransi kantor cover vaccine influenza, jadi lah ambil vaccine ini sisanya cuma bisa berdoa. Bu Sis (mamaku) setiap video call minta buat batalin pergi ke vietnam, sampai H-1 pun minta buat dibatalin. Jadi setiap saat telpon beliau biar bikin tenang dan tetap minta doa. Pulang-pulang dia cuma bisa lega anaknya bisa pulang karena seminggu setelah ke Vietnam, flight ke Indonesia di stop.





Sampai di Hanoi dari KL itu jam 9:45 malam langsung ambil voucher internet yang sudah di beli dari klook harganya Rp 99,000. Trust me, ini lebih murah dari pada beli langsung sekitar 150,000 rupiah. Sebelumnya kita udah minta tolong dari homestay untuk dijemput di bandara karena setelah baca-baca, harga taxi bandara itu mahal. Bisa juga kalian pesan lewat klook, namun karena pertimbangan udah malem jadi pinginnya supirnya udah tau homestay kita jadi tinggal rebahan etapi ternyata dia gatau juga aduhlah bang, sambil ngomong bahasa vietnam ya otomatis aku dan shasha pongah bingung mau bantu tapi bingung jadi kita ha ho ha ho aja haha sampai nyasar ke red light district nya hanoi. Yuhu~ untungnya abang khai sigap jemput kita di depan gang! kita nginep di Khai Homestay yang mana homestay owner dan seisi rumahnya baik sekali dan kamar serta kamar mandinya bersih banget. Suka sekali, apalagi deket banget sama Mesjid An-Noor. Ke esokan harinya pun langsung tuker uang, ini juga tips ya buat kalian kalau ke vietnam mending bawa dollar karena kalau ambil dari ATM mahal biaya administrasinya.







Selesai ambil uang, mari aku breakdown ngapain aja di hari pertama karena beberapa orang nanyain itinerary kita, ekspektasinya diturunin ya karena jalan-jalan ini versi ga ambisius sama sekali kebanyakan leyeh-leyeh:


udah dari awal, shasha request mau ke Chan Cong Cong salah satu vintage store di hanoi yang menurutku mereka bikin konsep toko dan media promosi nya bagus sekali. Toko ini terletak di area old quarter, yang nyempil di sebuah gang kecil yang ternyata ada beberapa local store juga di area itu seperti Cuc Handmade. Yang aku suka local store disini itu mereka niat banget dari merchandising, product knowledge, visi dan misi dari produknya juga di tempel di dinding, jadi pengunjung yang datang jadi kenal sama produknya dari mana asalnya dan kenapa bikin produk ini. Menarik buat di aplikasiin di Indonesia ya. Toko Chan Cong Cong ada dua lantai, dari nuansa toko nya memang vintage sekali disambut dengan alunan lagu vietnam mengudara. Sebagian besar baju yang di jual pun adalah baju bekas yang sudah dikurasi secara baik dari dress, kemeja, coat, jaket. Bisa betah berjam-jam kalau disini, menyenangkan, apalagi buat kamu yang suka thrifting! This store should be on the list.


  • Keliling Old Quarter dan Makan Pho (Makanan khas Vietnam)
Syukurnya, Hoang, teman kantor aku dari kantor cabang Hanoi pun nemenin kita keliling Old Quarter. Kalau di perhatiin, tipikal bangunan di hanoi ini ngingetin aku kayak bangunan di eropa yang tinggi menjulang tapi tidak lebar, bisa ada 4 lantai.  Rimbun dan cuaca yang mendukung tidak terlalu dingin jadi nilai plus waktu keliling area ini, apalagi banyak penjual bunga dan buah pun lalu lalang dengan sepeda yang dikayuhnya dan camping di kepala nya. Kita pun memutuskan buat sarapan Pho, di salah satu warung rekomendasi homestay owner kita, konsep warung makannya pun nongkrong ala orang lokal haha karena tempat duduknya itu setara dingklik kalau orang jawa bilangnya. Dan orang lokal sini itu suka banget nongkrong di pinggir jalan sambil deprok aja duduk ngopi atau makan Pho. Rasa Pho menurutku seperti kwetiaw dengan kuah soto yang segar sambil minum sugar cane (es tebu) dari bibi penjual di depan warung Pho. Sedikit informasi layanan per-vietnam-an *aelah*, karena di pesawat vietnam airlines urutan tempat duduk setelah E langsung G, aku tanya ke Hoang kenapa gitu, ternyata Ph itu adalah F. Jadi Pho dibacanya "Fe".
  • Long Bien Bridge
Dari makan Pho kita pun jalan menuju ke Long Bien Bridge, yang merupakan salah satu peninggalan sejarah semasa vietnam di jajah oleh prancis, dimana arsitek dari jembatan ini sama dengan yang bangun menara eiffel. Jembatan ini menghubungkan Hoan Kiem District dengan Long Bien District. Udah lumayan karatan tapi masih beroperasi sebagai jembatan penyebrangan dan juga lajur kereta, di sepanjang jalannya pun ada mural kayak di tembok berlin. Jadi banyak yang mengunjungi dan foto-foto dan yang ku suka itu mereka kasih penjelasan tentang lukisan yang dibuat.

  • Hoan Kiem Lake

Lanjut kita menuju ke Hoan Kiem Lake salah satu danau terkenal di Hanoi. Danau ini jadi salah satu ruang terbuka publik di Hanoi. Rasanya hidup sekali, ada yang bawa anjing-anjing nya jalan-jalan keliling danau, ada yang tai chi dan di hari terakhir juga nyempetin malem-malem ke danau ini, ada yang nyanyi dipinggi jalan dan ngobrol-ngobrol sambil duduk duduk di pinggir danau. Oiya, di deket danau ini ada KFC, kocyaknya ada lalapannya hahaha berasa makan penyetan fancy

  • Kem Trang Tien - Ice Cream
Gara-gara Hoang sama Farah (teman instagramku yang seminggu sebelum ke Hanoi kenalannya lanjut transaksi tolak angin haha), aku sm shasha diajakin nyobain makan es krim legend di Hanoi. Aku nyobain rasa green pea ice cream harganya 12,000 VD atau 7,200 rupiah huhu enak! aku suka! 












You Might Also Like

0 comments