THE POSTCARD
00:18
Beberapa bulan yang lalu tiba-tiba saya mendapatkan direct message dari seseorang kalau saya mau dikirimin postcard dari Melbourne yang kebetulan saya ikut giveaway dia untuk sharing tentang buku dengan hastag #satuminggusatubuku. Langsung saya iyakan dengan senang hati hehe karena saya suka sekali sama postcard dan terlintas untuk membuat postingan ini yang didedikasikan untuk para pengirim postcard entah itu melalui Pos atau memberi secara langsung untuk kenang-kenangan. Beberapa tahun belakangan ini saya mepunyai hobi mengumpulkan postcard, entah itu dari teman yang sedang atau baru saja dari luar negeri atau saya yang kebetulan dari sana jadi saya sisihkan uang untuk membeli postcard. Terlepas dari gambar landmark di bagian depan kartu pos ini yang saya dulu mikirnya "ini mah bisa nyetak sendiri kali di indoprinting" *tepok jidat*, ada hal- hal yang membuat kartu ini jadi spesial yaitu effort dari seseorang yang memberikannya. Bayangkan mereka bela-bela in nyari kotak pos untuk mengirim kartu ini dan ketulusan dari per-kata yang tersusun membentuk kalimat yang ditulis di balik gambar. Apalagi perasaan was-was kalau postcardnya nyasar ke rumah orang dan tidak sampai di rumah penerima *untung semua postcard ku sampai dengan selamat* serta perasaan bahagia ketika pak pos datang memberikan secarik kertas yang sudah melakukan perjalanan jauh, terbang beribu kilometer untuk sampai ke rumah penerima.. Ini seperti bayangan saya dulu, saat masih SD karena membaca artikel di majalah bobo mengenai seorang anak yang sedang menunggu Pak Pos yang ga kunjung singgah ke rumahnya untuk mengantarkan surat pena dari sahabatnya. Hampir tiap pulang ke rumah, saya langsung tanyakan ke orang rumah "ma, ada pak pos nganter postcard ga?". Syukurnya postcard yang dikirim pun sampai ditangan saya semua, tak terkecuali postcard dari teman saya Chairmaine yang ditaroh begitu saja di halaman rumah, untungnya saya menemukannya, kalau ga udah diinjak-injak ayam papa saya. Hiks.
Saya suka berandai-andai ketika mendapatkan postcard dari negara tersebut, maka suatu hari saya akan menginjakkan kaki kesana, seperti doa yang disalurkan melalu media kertas bergambar ini yang saya jaga baik-baik. Saya ingat dengan jelas hari dimana saya menunggu postcard yang dikirim oleh teman saya dari Polandia, itu adalah kali pertama saya mendapatkan surat kecil dengan tulisan berisi doa agar saya segera menyusul. Saat merealisasikannya, saya mencoba membagikan postcard-postcard tersebut untuk beberapa teman saya, agar doa tersebut berlanjut untuk mereka. Dan hal tersebut berlanjut hingga sekarang, kalau ditanya mau oleh-oleh apa saya langsung jawab "Postcard, please" dan terakhir postcard yang baru sampe adalah dari kak Ozu yang 2 bulan baru nyampe hahaha untung ga nyasar :"). Definisi menunggu emang seperti uji kesabaran ya guys.
Sembari mengingat orang-orang yang memberikan saya postcard, postcard ter-unik yang saya punya adalah dari Dawn yang dulu sempat tinggal 1,5 bulan di rumah saya. Dia memberikan postcard dari bahan kayu *ya guys kayu* ini gimana ceritanya ya bikinnya kek mana pula. Biasanya saya dapat yang kertas-kertas. Ada juga segepok postcard dari Hailey yang dulu juga tinggal di rumah saya (nih btw, keuntungan jadi hostfam dapet barang-barang lucu hahaha *asik*), langsung deh raut muka saya berubah jadi girang. Selain itu, ada satu postcard yang diberikan oleh salah satu volunteer di project sunshine 3 kala itu dia datang dari Taiwan bersama 2 orang lain untuk memberikan buku, project mereka bernama Book-Go Fish. Dia pun meminta anak-anak dari Save Street Children untuk menggambar atau menulis kata-kata di postcard yang mereka berikan, dalam hati saya berfikir masih ada loh orang setulus mereka buat berbagi, bawa tas yang isinya cuma buku dan beberapa lembar pakaian imbalannya cuma minta anak-anak menggambar di postcard yang mereka berikan untuk di perlihatkan ke orang-orang di negara-nya.
3 bulan lalu adik saya, Zaki, mendapatkan tugas dari sekolahnya untuk membawa postcard dan perangko, namun itu pun hanya saling diberikan ke teman sebangku. Jadi belum ada pelajaran yang memberikan "pengalaman" untuk pergi ke kantor pos dan menunggu surat sampai di rumah. Semoga ada yang begitu, seru kali ya! Jadi ada hal yang memiliki value lebih buat murid untuk mengetahui hal lain yang tertulis menggunakan pena di secarik kertas.
Pada intinya, dari kirim mengirim surat ini saya merasa memahami nilai dari sebuah usaha untuk bercerita dan menikmati prosesnya hingga sampai ditangan pembaca. Terimakasih untuk kalian yang memberikan kartu pos - kartu pos ini, nanti kalau sudah punya anak dan cucu mau cerita ah tentang ini sambil buka kotak harta karun berisikan kertas-kertas bergambar landmark negara ini dan itu.
With Love,
Iluk
Sembari mengingat orang-orang yang memberikan saya postcard, postcard ter-unik yang saya punya adalah dari Dawn yang dulu sempat tinggal 1,5 bulan di rumah saya. Dia memberikan postcard dari bahan kayu *ya guys kayu* ini gimana ceritanya ya bikinnya kek mana pula. Biasanya saya dapat yang kertas-kertas. Ada juga segepok postcard dari Hailey yang dulu juga tinggal di rumah saya (nih btw, keuntungan jadi hostfam dapet barang-barang lucu hahaha *asik*), langsung deh raut muka saya berubah jadi girang. Selain itu, ada satu postcard yang diberikan oleh salah satu volunteer di project sunshine 3 kala itu dia datang dari Taiwan bersama 2 orang lain untuk memberikan buku, project mereka bernama Book-Go Fish. Dia pun meminta anak-anak dari Save Street Children untuk menggambar atau menulis kata-kata di postcard yang mereka berikan, dalam hati saya berfikir masih ada loh orang setulus mereka buat berbagi, bawa tas yang isinya cuma buku dan beberapa lembar pakaian imbalannya cuma minta anak-anak menggambar di postcard yang mereka berikan untuk di perlihatkan ke orang-orang di negara-nya.
3 bulan lalu adik saya, Zaki, mendapatkan tugas dari sekolahnya untuk membawa postcard dan perangko, namun itu pun hanya saling diberikan ke teman sebangku. Jadi belum ada pelajaran yang memberikan "pengalaman" untuk pergi ke kantor pos dan menunggu surat sampai di rumah. Semoga ada yang begitu, seru kali ya! Jadi ada hal yang memiliki value lebih buat murid untuk mengetahui hal lain yang tertulis menggunakan pena di secarik kertas.
Pada intinya, dari kirim mengirim surat ini saya merasa memahami nilai dari sebuah usaha untuk bercerita dan menikmati prosesnya hingga sampai ditangan pembaca. Terimakasih untuk kalian yang memberikan kartu pos - kartu pos ini, nanti kalau sudah punya anak dan cucu mau cerita ah tentang ini sambil buka kotak harta karun berisikan kertas-kertas bergambar landmark negara ini dan itu.
With Love,
Iluk
1 comments
Luculucu sekali postcardnyaaa
ReplyDeleteYajugaluk. Akhir-akhir ini kalo orang lain minta oleh-oleh, aku memilih mau postcard aja! Hehe.
It's sucha poetic somehow. Effort dari handwritingnya sendiri, kirim berperangko dan cari kotak post, di saat instan messenger bertebaran.